Para aktivis Global Sumud Flotilla (GSF) mengalami beragam siksaan dalam tahanan Israel. Mereka ditahan usai kapal pembawa bantuan kemanusiaan ke Gaza itu dibajak militer Israel. Adalah, tim kuasa hukum para aktivis, mengungkap berbagai pelanggaran serius yang dilakukan Israel terhadap para aktivis, di antaranya melakukan kekerasan fisik hingga melarang akses terhadap obat-obatan. Adalah, sebuah organisasi hukum untuk hak-hak minoritas Arab di Israel, mengatakan mereka telah bertemu dengan lebih dari 80 peserta GSF selama dua hari terakhir di Penjara Ktziot, di Israel selatan.
Kementerian Luar Negeri Israel membantah menyiksa para aktivis seraya menuding kesaksian itu merupakan kebohongan. Negeri Zionis itu mengklaim memenuhi seluruh hak hukum para aktivis kemanusiaan yang mereka culik secara ilegal, kemudian dijebloskan ke penjara. Klaim Israel itu bertentangan dengan kesaksian para aktivis GSF yang telah dibebaskan dan dideportasi. Aktivis lingkungan Greta Thunberg dikabarkan disiksa tentara Israel saat dalam penahanan usai armada kapal Global Sumud Flotilla (GSF) menuju Jalur Gaza Palestina dibajak pasukan Zionis.
Sejumlah aktivis yang dideportasi dari Israel, bahkan menuduh pasukan Israel memperlakukan Thunberg secara buruk. Jurnalis Italia Lorenzo Agostino, yang juga berada di armada tersebut, turut menegaskan perlakuan buruk yang dialami Thunberg. “Greta Thunberg, seorang perempuan pemberani, baru berusia 22 tahun. Ia dihina, dililit dengan bendera Israel, dan dipertontonkan layaknya sebuah trofi,” ujarnya.