Pemerintah semakin menggencarkan extra effort untuk menekan inflasi di bulan Desember. Hal tersebut untuk meneruskan tren penurunan inflasi dalam dua bulan terakhir serta dalam rangka menekan angka inflasi di bawah angka pertumbuhan ekonomi nasional.
Pernyataan tersebut disampaikan Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi saat menghadiri Rapat Sinkronisasi Program/Kegiatan Pengendalian Inflasi, Senin, (5/12/2022), di Jakarta, bersama Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Margo Yuwono, Perwakilan Kementerian Perdagangan dan Kementerian Pertanian, serta Pemimpin Daerah dari seluruh provinsi dan kabupaten/kota. Menurut Arief, NFA bersama Dinas yang menangani urusan pangan di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten/Kota fokus untuk menekan inflasi volatile food atau inflasi pangan bergejolak.
Langkah tersebut tidak terlepas dari masih adanya beberapa komoditas pangan strategis yang menjadi penyebab inflasi di sejumlah daerah. “Kita lihat dinamika harga pangan nasional di tingkat konsumen satu minggu terakhir, kalau saya boleh sebutkan yang pertama beras medium ini terhadap minggu lalu ada kenaikan 0,04 persen. Kemudian kedelai ini 0,57 persen kenaikannya, cabai rawit merah 2,53 dan telur ayam ras. Ini item-item yang bulan Desember harus kita jaga bersama-sama,” ujarnya. Arief mengatakan, untuk mengendalikan pasokan dan harga jelang Nataru NFA fokus menyiapkan Mobilisasi Pangan dan Gelar Pangan Murah serentak selama Desember. Mobilisasi pangan yang dilakukan melalui fasilitasi distribusi atau Business to Business (B2B) dari daerah surplus ke daerah defisit tersebut akan dilaksanakan dari minggu 1-3 Desember.