Kenaikan harga-harga barang dan jasa akibat sejumlah faktor akan mendorong kenaikan inflasi yang diramal bisa melampaui 3% secara tahunan (YoY) pada April 2022 atau di atas realisasi bulan sebelumnya yang berada di level 2,64%.
Kepala Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual memperkirakan inflasi akan di atas 1% secara bulanan, dan lebih dari 3% secara tahunan. Kenaikan inflasi ini dipengaruhi beberapa faktor yang terjadi bersamaan, di samping periode musiman menjelang lebaran.
“Kalau untuk PPN-nya sendiri tidak begitu besar hanya 0,15% tapi kalau digabung dengan kenaikan Pertamax itu kontribusinya bisa 0,3%-0,4%,” kata David kepada Katadata.co.id, Senin (11/4). Di samping dua faktor tersebut, kenaikan harga konsumen bulan ini terpengaruh ekspektasi kenaikan inflasi. Konsumen khawatir sejumlah kebutuhan dan jasa masih akan naik di paruh kedua mendatang sehingga ada kecenderungan permintaan akan meningkat. David menyebut beberapa wacana kenaikan harga barang dan jasa seperti tarif tol, LPG 3 Kg, pertalite hingga pembatasan subsidi pupuk telah mengerek kenaikan ekspektasi inflasi. Kondisi ini bisa membuat inflasi tinggi masih akan bertahan sampai paruh kedua.