Kementerian Luar Negeri (Kemlu) menyatakan Indonesia menghormati kebijakan Satu China (One China Policy) untuk menanggapi hasil Pemilu di Taiwan yang menobatkan Lai Ching-te sebagai presiden. Lai berasal dari partai berkuasa yang menolak reunifikasi Taiwan dengan China, Partai Progresif Demokratik (DPP). Dia mendapatkan 40,2 persen suara, sedangkan pesaing terberatnya dari partai oposisi Kuomintang (KMT), Hou Yu-ih, meraih 33,5 persen. Lai, yang dianggap China sebagai ancaman perdamaian di kawasan konflik, mengatakan dalam pidato kemenangannya bertekad menjaga Taiwan dari ancaman dan intimidasi China.
“Indonesia mengamati secara seksama perkembangan di Taiwan. Indonesia terus konsisten menghormati Kebijakan Satu China (One China Policy),” kata juru bicara Kemlu Lalu Muhamad Iqbal kepada Antara, Minggu (14/1). Amerika Serikat (AS), mitra militer Taiwan, mengucapkan selamat kepada Lai usai terpilih. Meski demikian Presiden AS Joe Biden menyatakan tetap tak mendukung kemerdekaan Taiwan. Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dalam pernyataannya memberi hormat pada Lai dan memuji sistem demokrasi dan pemilu di Taiwan. Sementara China menganggap sikap AS mengenai Pemilu di Taiwan melanggar prinsip Satu China dan prinsip tiga China-AS joint communiqués.