Kemenlu Buka Suara Soal Rilis Peta Baru China dan Laut Natuna Utara

Direktur Jenderal atau Dirjen Kerja Sama Asean Kementerian Luar Negeri Sidharto R. Suryodipuro memberikan keterangannya mengenai peta baru China yang belum lama ini dirilis, yang memuat sejumlah wilayah Laut Natuna Utara alias Laut China Selatan. Menurutnya, terdapat anggota Asean yang akan mengangkat isu Laut China Selatan pada tingkat menteri luar negeri dan tingkat tinggi, dalam KTT ke-43 Asean. “Dalam pembahasan saya secara terpisah dengan beberapa anggota Asean itu sempat muncul pembahasan dalam forum Asean, itu bisa terjadi pada tingkat menteri luar negeri dan tingkat tinggi,” katanya, dalam konferensi pers di Media Center Jakarta Convention Center (JCC), pada Minggu (3/9/2023) malam.

Meski begitu dia mengatakan tidak ingin pre-judge dengan yang akan terjadi, tetapi sebagai Indonesia dan sebagai keketuaan tahun ini memahami akan ada anggota Asean yang akan mengangkatnya. “Tadi tidak ada agenda khusus tentang South China Sea, tapi sebagai Indonesia dan sebagai ketua kita memahami bahwa ada anggota Asean yang akan mengangkatnya pada tingkat yang lebih tinggi. Saya tidak akan pre-judge apa yang akan terjadi di situ,” ujarnya. Sidharto menjelaskan bahwa dalam pembahasan Senior Officials Meeting (SOM) yang digelar tertutup hari ini, juga tidak muncul pembahasan tersebut.

Seperti diketahui, China melalui Kementerian Sumber Daya Alam merilis peta baru dari negaranya yang mencakup sebagian besar wilayah perairan Laut China Selatan. Peta baru China yang baru saja dirilis itu mencakup wilayah yang disengketakan, termasuk klaim atas Arunachal Pradesh India, Wilayah Aksai Chin, Taiwan, dan Laut China Selatan. Peta baru itu juga mencakup wilayah maritim dalam Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Malaysia dekat Sabah dan Sarawak, Brunei, Filipina, Indonesia, dan Vietnam, yang membuat anggota Asean perlu untuk membahasnya.

Search