Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan akan mempermudah penyaluran subsidi kedelai yang dialokasikan sebesar Rp 1.000 per kg. Zulkifli mencermati, para perajin tahu tempe yang menjadi sasaran subsidi kedelai mengalami kesulitan untuk memenuhi syarat-syarat penerima subsidi. Zulkifli mengatakan, pemerintah telah setuju untuk memperpanjang penyaluran subsidi kedelai hingga akhir tahun. Realisasi penyaluran subsidi yang dilaksanakan selama April-Juli 2022 lalu hanya 80,2 ribu ton atau 10 persen dari target subsidi kedelai sebesar 800 ribu ton. Penyaluran program subsidi kedelai yang dilaksanakan pada April-Juli lalu terhambat karena persoalan data penerima. Salah satunya akibat banyaknya izin operasional koperasi perajin tahu dan tempe yang sudah mati karena tidak diperpanjang. Sementara itu, penyaluran subsidi kedelai menuntut persyaratan administrasi yang lengkap agar anggaran subsidi dapat dicairkan oleh pemerintah. Dana subsidi itu bersumber dari anggaran cadangan stabilisasi harga pangan (CSHP) yang dialokasikan sebesar Rp 955 miliar.
Kementerian Perdagangan (Kemendag) juga berharap para petani kembali mau menanam kedelai lokal untuk membantu mengamankan ketersediaan pasokan dan mengurangi ketergantungan terhadap kedelai impor. Pemerintah akan menetapkan harga beli kedelai lokal yang menjamin keuntungan bagi petani. Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Syailendra mengatakan, harga acuan pembelian dan penjualan kedelai lokal yang direncanakan pemerintah sebesar Rp 10 ribu per kg. Angka itu diharapkan tidak akan membuat petani merugi.
Selain itu, Kemendag juga telah meminta Perum Bulog agar dapat menjadi penyerap hasil produksi kedelai lokal nantinya. Bulog akan membeli kedelai petani dengan harga yang ditetapkan pemerintah sehingga menjamin kepastian harga dan pasar. Syailendra menilai penetapan harga kedelai lokal itu juga sudah cukup bersaing dengan tren harga kedelai dunia saat ini yang tengah mengalami kenaikan. Ia mencatat rata-rata harga landed price kedelai di tingkat importir di kisaran Rp 8.000 per kg hingga Rp 9.000 per kg. Dalam situasi normal, harga kedelai impor jauh lebih murah. Hal itu menyebabkan rendahnya daya saing kedelai lokal yang diproduksi petani. Fokus pemerintah saat ini adalah mencari solusi agar petani kedelai bisa menikmati keuntungan dan sejahtera dari menanam kedelai.