Kementerian Perdagangan (Kemendag) menetapkan indikator sasaran pertumbuhan ekspor nonmigas sebesar 3,3 persen hingga 4,5 persen menjadi US$295,6 miliar-US$303,9 miliar pada 2024. Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kemendag Suhanto menyampaikan target tersebut ditetapkan dengan memerhatikan tantangan ekonomi global yang dapat memengaruhi kinerja ekspor nasional. Misalnya, kemungkinan terjadinya penurunan permintaan pasar, penurunan industri padat karya yang berorientasi ekspor, serta potensi terjadinya resesi di negara lain di luar Tiongkok, AS, dan Uni Eropa.
Kemendag berupaya mengantisipasi dinamika perekonomian dunia yang penuh ketidakpastian, dengan menerbitkan berbagai kebijakan yang mendorong peningkatan daya saing ekspor guna mendukung pembangunan ekonomi berkelanjutan. “Memerhatikan tantangan ekonomi global tersebut, Kemendag menetapkan indikator sasaran pertumbuhan ekspor nonmigas sebesar 3,3 persen-4,5 persen menjadi US$295,6 miliar-US$303,9 miliar,” kata Suhanto dalam Penutupan Raker Kemendag di Lampung, Kamis (2/3/2023).
Kemendag juga mematok pertumbuhan ekspor riil barang dan jasa naik sebesar 7,0 persen menjadi Rp3.437 triliun dan rasio ekspor jasa terhadap produk domestik bruto (PDB) ditargetkan sebesar 1,8 persen-2,0 persen pada tahun depan. Kemudian, neraca perdagangan ditargetkan akan mengalami surplus sebesar US$22,5 miliar – US$47,1 miliar pada 2024. Dijelaskan Suhanto, Kemendag akan meningkatkan ekspor produk bernilai tambah dan berkelanjutan melalui promosi perdagangan, penguatan informasi ekspor, redesign program pelatihan ekspor, kebijakan hilirisasi ekspor, dan kebijakan perdagangan hijau.