Presiden RI Prabowo Subianto berencana memberikan kredit khusus untuk pelaku usaha UMKM di sektor Tekstil dan Produk Tekstil (TPT). Rencana ini diungkapkan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, setelah rapat terbatas di Istana Negara pada 19 Maret 2025. Dalam rapat tersebut, juga dibahas mengenai perkembangan industri tekstil dan revitalisasi permesinan untuk meningkatkan daya saing sektor tersebut. Pemerintah menyiapkan subsidi investasi sebesar Rp 20 triliun untuk membantu pelaku industri dalam memperbaiki mesin-mesin mereka yang usang.
Skema kredit investasi ini akan berlaku untuk sektor padat karya seperti tekstil, sepatu, makanan dan minuman, furniture, serta kulit. Pemerintah akan memberikan subsidi bunga 5% dengan jangka waktu kredit hingga 8 tahun. Batas kredit maksimum yang bisa diajukan adalah Rp 10 miliar, yang diperuntukkan bagi UMKM yang memenuhi kriteria. Pihak perbankan akan melakukan seleksi untuk menentukan pelaku usaha yang berhak mendapatkan fasilitas ini.
Airlangga Hartarto menegaskan bahwa kredit ini ditujukan untuk UMKM yang merupakan vendor dari perusahaan besar, bukan untuk perusahaan besar itu sendiri, seperti Sritex. Program ini bertujuan untuk membantu pelaku usaha kecil agar bisa meningkatkan daya saing dan efisiensi produksi mereka melalui pembaruan mesin dan peralatan yang lebih modern.
