Presiden Indonesia Joko Widodo (Jokowi) mengatakan warga negara Indonesia (WNI) menjadi korban terbanyak kasus perdagangan manusia atau TPPO di antara warga negara Asia Tenggara lainnya. Jokowi mengungkapkan perdagangan manusia, terutama online scam, menjadi salah satu fokus isu yang akan dibahas dalam konferensi tingkat tinggi (KTT) ASEAN di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur, pada 10-11 Mei. Ia juga menegaskan masalah perdagangan manusia harus diberantas mulai dari hulu hingga ke hilir.
Lebih lanjut, Jokowi menerangkan di KTT nanti forum akan mengadopsi dokumen kerja sama penanggulangan perdagangan orang akibat penyalahgunaan teknologi. Ia juga menyinggung WNI yang menjadi korban perdagangan orang di Myanmar. Pada 5 Mei lalu pihak berwenang Filipina dan perwakilan negara lain termasuk Indonesia juga berhasil menyelamatkan 1.408 korban perdagangan orang. Mereka berasal dari berbagai negara Asia Tenggara. Dari jumlah itu, 143 di antaranya merupakan warga Indonesia.
Terpisah, Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi mengklaim kasus perdagangan manusia kian marak di Asia Tenggara. Menurut dia, dalam tiga tahun terakhir Indonesia telah mengalami dan menyelesaikan 1.841 kasus online scam. Kasus semacam ini, lanjutnya, tak cuma terjadi di RI, tetapi di berbagai negara ASEAN. Retno menjelaskan kasus online scam sudah menjadi masalah regional dengan korban berasal dari berbagai negara. Untuk korban Indonesia sendiri, tercatat ada di Myanmar, Kamboja, Thailand, Vietnam, Laos dan Filipina.