Presiden Joko Widodo (Jokowi) resmi meluncurkan Holding Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Industri Pertahanan atau DEFEND ID pada Rabu (20/4). Jokowi mengaku sudah menanti DEFEND ID cukup lama. Pasalnya, holding ini akan meningkatkan kemandirian industri pertahanan Indonesia. Ia mengingatkan DEFEND ID harus membuat BUMN di sektor pertahanan masuk dalam daftar 50 besar perusahaan dunia pada 2024 mendatang. Kemudian, ia berharap DEFEND ID memperbesar pengadaan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) dari 41 persen menjadi 100 persen. Selain itu, Jokowi juga menargetkan DEFEND ID menguasai pasar dalam negeri dan mampu bersaing di pasar global. Untuk mencapai itu, Jokowi meminta agar DEFEND ID bekerja sama dengan beberapa pihak dan negara untuk transfer teknologi ke Indonesia.
DEFEND ID merupakan holding yang berisi lima BUMN di bidang pertahanan. PT Len Industri (Persero) atau Len didapuk menjadi induk holding dengan empat anggota lainnya, yaitu PT Dirgantara Indonesia, PT PAL Indonesia, PT Pindad, dan PT Dahana. Menteri BUMN Erick Thohir menyebut peluncuran DEFEND ID sebagai komitmen Jokowi dalam membangun kemandirian pertahanan nasional.
Erick Thohir mendorong Len sebagai induk holing mampu mengorganisir transformasi anggota holding industri pertahanan guna mewujudkan tata kelola perusahaan yang baik dan membangun keselarasan antar anggota holding di sektor keuangan, pemasaran, operasional, hingga portofolio manajemen. Ia juga meminta anggota holding, yakni PTDI, PT Pal, PT Pindad, dan PT Dahana mulai menyiapkan langkah strategis dan meminimalisir tumpang tindih fokus bisnis masing-masing anggota holding.