Dalam Sidang Kabinet (05/03/2022), Presiden Jokowi melarang para menterinya untuk menyuarakan penundaan Pemilu 2024 maupun perpanjangan masa jabatan Presiden, dan meminta para menteri untuk fokus bekerja menangani permasalahan yang sedang terjadi. Jokowi menegaskan situasi global yang sedang sulit ini harus disampaikan dengan bahasa rakyat. Presiden juga menyampaikan soal sense of crisis atau rasa kepekaan yang harus dimiliki oleh para menteri. Khususnya, terkait permasalahan yang sedang dihadapi masyarakat Indonesia, harus ada komunikasi yang disampaikan ke masyarakat. Misalnya, adanya kenaikan harga minyak goreng yang sudah berlangsung empat bulan, namun tidak penjelasan apa-apa.
Sementara itu, Wakil Ketua Umum PAN, Bima Arya, menanggapi pernyataan Jokowi yang meminta menterinya tidak mengungkit penundaan Pemilu. Wacana penundaan pemilu kini sudah tertutup setelah Presiden melontarkan pernyataanya. Lebih lanjut, Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan sudah mengklarifikasi, hal itu sebatas usulan dan realitas politiknya tidak memungkinkan.
Pengamat Politik sekaligus Direktur Eksekutif Indonesia Political Review, Ujang Komaruddin menilai apa yang diserukan oleh Presiden Jokowi merupakan langkah bagus. Saat ini banyak menteri yang justru mengurus kepentingan masing-masing. Ucapan agar menteri fokus bekerja itu peringatan keras. Bisa saja jika tak bagus kerjanya dan tak fokus akan di-reshuffle.