Pemerintah Provinsi Jawa Tengah menyiapkan sejumlah strategi guna menghadapi ancaman krisis pangan pada tahun depan. Pit. Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Provinsi Jawa Tengah, Indri Nur Septiorini mengaku masih optimistis dengan produksi tanaman pangan pada tahun depan. Kendati demikian, dia mengakui kondisi harga dan ketersediaan pangan juga berpaut dengan stabilitas ekonomi dan pasokan energi. Harus kerja antar-sektor, seperti [dinas] ketahanan pangan dan [dinas] perdagangan.
Di sektor pertanian, berbagai terobosan dilakukan guna meningkatkan produksi tanaman pangan. Salah satunya dengan penerapan indeks pertanaman (IP) 400. Dengan kata lain, sebuah lahan bisa ditanam hingga empat kali. Langkah ini dilakukan tidak hanya untuk tanaman pangan padi, melainkan juga termasuk komoditas pertanian lainnya.
Indri mengungkapkan, petani juga difasilitasi pupuk organik untuk perbaikan struktur dan tesktur tanah, sehingga tanah menjadi subur. Selain itu, petani juga diberikan benih unggul dan bersertifikat, serta alat dan mesin pertanian (alsintan) guna mendukung percepatan dan efisiensi dalam kegiatan usaha tani.
Faktor SDM, juga sangat menentukan dalam pencapaian target produksi. Oleh karena itu kompetensi petani dan petugas harus terus ditingkatkan dengan berbagai pelatihan peningkatan kapasitas petani maupun petugas. Yang tidak kalah penting adalah pendampingan dan pengawalan dalam pengamanan pertanaman oleh Petugas Pengamat organisme penggangu tanaman (OPT) melalui peramalan, dan pengendalian OPT.