Pemerintah Israel pada Minggu (08/10/2023) secara resmi menyatakan perang dan memberikan lampu hijau untuk mengambil langkah-langkah militer signifikan membalas serangan mendadak Hamas dari Jalur Gaza. Pernyataan ini menandakan pertempuran yang lebih besar di masa mendatang, mengingat jumlah korban akibat konflik telah mencapai 900 orang tewas dan ribuan lainnya terluka di kedua belah pihak. Lebih dari 24 jam setelah Hamas melancarkan serangan luar biasa dari Gaza, pasukan Israel masih berusaha menghancurkan kelompok-kelompok terakhir pejuang militan yang bersembunyi di beberapa kota di Israel selatan.
Sedikitnya 600 orang dilaporkan tewas di Israel dan lebih dari 300 orang tewas di Gaza saat serangan udara Israel menggempur wilayah tersebut. Demikian dilansir Associated Press (AP). Pihak berwenang juga masih berusaha memastikan berapa banyak warga sipil dan tentara yang ditangkap oleh pejuang Hamas selama kekacauan, dan telah dibawa kembali ke Gaza. Berdasarkan rekaman video yang beredar dan saksi-saksi mata, para tawanan diketahui terdiri dari wanita, anak-anak, dan orang tua.
Menteri Luar Negeri (Menlu) Amerika Serikat (AS) Andrew Blinken mengatakan, sebanyak 1.000 pejuang Hamas terlibat dalam penyerangan tersebut. Jumlah ini merupakan angka yang tinggi, sekaligus menggarisbawahi sejauh mana perencanaan yang dilakukan oleh kelompok militan yang memerintah Gaza. Laporan menyebutkan, kelompok bersenjata itu melakukan serangan selama berjam-jam serta menembaki warga sipil di kota-kota, di sepanjang jalan raya, dan di sebuah festival musik techno yang diadakan di padang pasir dekat Gaza. Akibatnya, warga sipil di kedua belah pihak menjadi korban.