Otoritas pendudukan Israel menahan 5300 warga Palestina sejak awal tahun ini. Termasuk di dalamnya 111 wanita, 620 anak di bawah umur, dan 1.610 penangkapan secara administratif. Perhimpunan Tahanan Palestina (PPS) mengatakan bahwa ketika tentara Israel menyerbu kota-kota dan kamp-kamp pengungsi untuk menahan para aktivis, banyak warga Palestina tewas dalam proses tersebut. Mereka kebanyakan tewas karena peluru bersarang ditubuh mereka oleh tembakan tentara Israel. Para tentara itu membuat jumlah eksekusi lapangan tahun ini tertinggi dibandingkan dengan beberapa tahun terakhir, belum lagi memaksakan hukuman kolektif di seluruh kota dan kamp pengungsi.
Mengenai penahanan administratif, kata PPS, data tahun ini menunjukkan jumlah penahanan tertinggi juga yakni terjadi pada Agustus, di mana 272 perintah dikeluarkan terhadap aktivis Palestina. Sehingga jumlah total warga Palestina yang ditahan tanpa dakwaan atau pengadilan hingga akhir September menjadi sekitar 800 orang.
Sementara itu, pasukan Israel pada Senin menyerang siswa Palestina di daerah pendudukan kota Hebron, di Tepi Barat selatan serta bentrok dengan mahasiswa di kampus Kadoorie college Arroub, dekat Hebron. Pasukan Israel menembakkan bom suara dan gas air mata ke arah mereka yang menyebabkan mereka meninggal lemas. Tidak hanya itu, pasukan pendudukan Israel juga menembakkan gas air mata kepada para petani Palestina, di sebelah timur Jalur Gaza. Pasukan Israel secara rutin menargetkan daerah di sepanjang pagar perbatasan dengan Jalur Gaza dan mencegah pemiliknya mengembangkan atau mengolah tanah mereka.