Kelompok ISIS mengklaim bertanggung jawab atas pengeboman sebuah minibus di kawasan yang didominasi Syiah di Kabul, ibu kota Afghanistan. Ledakan bom itu menewaskan satu orang dan melukai 11 orang lainnya. Polisi Kabul mengatakan bahwa ledakan itu terjadi di kawasan Kabul barat yang dihuni banyak Muslim Syiah, yang merupakan minoritas di Afghanistan dan sering menjadi sasaran kelompok ISIS yang menganggap mereka sesat.
Organisasi nonpemerintah Italia, Emergency NGO, yang mengoperasikan sebuah rumah sakit di Kabul, mengatakan bahwa mereka telah menerima delapan orang yang terluka dalam ledakan itu. Dari delapan orang itu, tujuh orang harus dioperasi dan satu orang “dalam kondisi serius”. Jumlah ledakan bom mematikan dan serangan bunuh diri di Afghanistan telah menurun drastis sejak Taliban mengakhiri pemberontakan mereka, setelah merebut kekuasaan pada Agustus 2021. Namun, sejumlah kelompok bersenjata, termasuk ISIS-Khorasan, tetap menjadi ancaman.
Seorang pejabat kontraterorisme PBB memperingatkan bulan ini, bahwa IS-K menimbulkan ancaman teroris eksternal terbesar bagi Eropa, setelah “meningkatkan kemampuan finansial dan logistiknya dalam enam bulan terakhir”. Juru bicara utama pemerintah Taliban Zabihullah Mujahid mengatakan kekhawatiran yang muncul tersebut “didorong oleh propaganda” dan bahwa kelompok tersebut telah “sangat melemah” di Afghanistan.