SVP Corporate Communication PT Pupuk Indonesia (Persero) Wijaya Laksana mengungkapkan penyebab harga pupuk yang melambung dikarenakan faktor internasional yang terjadi sejak pertengahan 2021. Kenaikan harga pupuk bermula dari kebijakan China dan Rusia sebagai negara pengekspor pupuk dan bahan baku pupuk terbesar dunia menyetop ekspor untuk menjaga kebutuhan pupuk dalam negeri. Padahal, mereka memegang pasar 20 hingga 30 persen di dunia. Pupuk lndonesia masih membutuhkan bahan baku fosfor dan kalium yang diimpor dari Rusia dan China. Wijaya mengatakan harga pupuk melonjak signifikan ketika Rusia dan China membatasi ekspor pupuk. Hal tersebut diperparah lagi dengan kenaikan harga komoditas dunia, termasuk gas bumi yang menjadi salah satu bahan baku pupuk. Harga pupuk urea yang biasanya satu ton paling antara 300-500 dolar AS per ton, di akhir tahun 2021 harga urea sampai 1.000 dolar AS per ton. Begitu juga dengan fosfor dan kalium yang harganya sudah naik dua hingga tiga kali lipat dari harga sebelumnya. Kenaikan harga pupuk juga terdampak dari permasalahan jasa logistik perkapalan yang sempat langka dan tarifnya melambung tinggi.