Pemulihan ekonomi Indonesia masih dibayangi berbagai risiko melemahnya ekonomi global. Terbaru, datang dari ekonomi Amerika Serikat (AS) yang semakin dekat dengan jurang resesi, setelah Federal Reserve menaikkan suku bunga acuan hingga 75 basis poin untuk meredam inflasi dan kondisi pasar keuangan yang tidak stabil.
Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Yusuf Rendy mengatakan, ancaman resesi AS perlu diwaspadai. Sebab akan membawa berbagai macam risiko ke Indonesia seperti di sektor perdagangan meskipun AS bukan mitra dagang terbesar Indonesia. Secara langsung, penurunan ekonomi AS menyebabkan permintaan barang dari Indonesia berkurang. Sementara dampak yang akan dirasakan secara tidak langsung adalah dampak yang diberikan dari negara-negara yang bermitra dagang dengan AS. Misalnya saja, China, dengan turunnya permintaan produk ekspor Cina ke AS, maka secara tidak langsung perekonomian Cina juga akan ikut mengalami penyesuaian. Selain itu, risiko adanya resesi AS ini juga bisa berdampak melalui pasar keuangan. Yusuf mengatakan, jika resesi terjadi, maka potensi pemulihan ekonomi global berpeluang akan terkoreksi. Hal ini akan menjadi sentimen negatif terutama untuk pasar keuangan.