Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Non Tempat Pemeriksaan Imigrasi (TPI) Jakarta Selatan menyatakan keamanan politik dan biaya hidup murah jadi faktor warga negara asing (WNA) mendatangi daerah itu. “Faktor-faktor seperti kondisi politik yang relatif aman, iklim ekonomi relatif stabil dan biaya hidup yang tergolong murah membuat Indonesia, khususnya daerah Jakarta Selatan menjadi tujuan yang menarik bagi mereka,” kata Kepala Kantor Imigrasi Jakarta Selatan Bugie Kurniawan dalam rapat bertajuk “Pengaruh Geopolitik Saat Ini terhadap Pengawasan Orang Asing di Indonesia” di Jakarta, Selasa.
Bugie mengatakan dalam situasi dan kondisi geopolitik global yang semakin memanas, disadari bahwa Jakarta Selatan sebagai salah satu wilayah yang banyak diminati oleh orang asing. Maka itu, perlu adanya Tim Pengawasan Orang Asing (Timpora) untuk bisa meminimalisir adanya kekhawatiran gangguan dari keberadaan WNA yang melanggar aturan. Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Non TPI (Tempat Pemeriksaan Imigrasi) Jakarta Selatan berkomitmen untuk terus meningkatkan sinergi dalam melakukan pemetaan dan pencegahan atas ancaman gangguan keamanan yang dilakukan orang asing.
Rapat Timpora ini juga menegaskan pentingnya kolaborasi aktif antara Imigrasi, TNI, Polri, Badan Intelijen Negara (BIN), Kementerian/Lembaga terkait, dan Pemerintah Daerah untuk menjaga keamanan nasional melalui pengawasan orang asing yang responsif dan terintegrasi. Sebelumnya, pada Juni 2025, Imigrasi Jaksel telah mendeportasi 18 WNA karena sejumlah pelanggaran. Negara pelanggar terbanyak berasal dari Spanyol, Rusia, India, Pakistan dan Libya. Berdasarkan data Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) DKI, tercatat sebanyak 3.046 jiwa penduduk WNA pada 2024.