Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan (Kalimantan Selatan) serius ingin menjadi penyangga pangan untuk Ibu Kota Negara (IKN). Melalui Dinas Perkebunan dan Peternakan, ada empat program prioritas agar Kalimantan Selatan bisa menjadi penyangga pangan IKN. Kepala Disbunnak Kalimantan Selatan, Suparmi mengatakan, program pengembangan daging sapi, karet, kopi, dan itik saat ini terus dikembangkan. Khusus sapi, Disbunnak Kalimantan Selatan telah memiliki program Sistem Integrasi Kelapa Sawit Sapi Berbasis Kemitraan Usaha Ternak Inti Plasma (Siska Kuintip) yang pada tahun 2023 telah memiliki 22 kluster. Program Siska Kuintip ini terus dikembangkan demi tercapainya swasembada sapi potong untuk memenuhi kebutuhan daging di Kalimantan Selatan dan juga IKN.
Selain Siska Kuintip, Disbunnak Kalimantan Selatan kata Suparmi juga terus mengembangkan program intensifikasi dan diversifikasi tanaman karet yang diintegrasikan dengan pemenuhan kebutuhan daging kambing. Program ini ditargetkan untuk meningkatkan pelaku usaha perkebunan karet di Kalimantan Selatan. Tidak hanya itu, ada pula program peningkatan daging itik yang dikembangkan di lahan rawa. Program ini diklaim telah berhasil meningkatkan populasi itik di Kalimantan Selatan. “Ada juga program pengembangan tanaman kopi terintegrasi. Kita tau tumbuhnya kafe seperti jamur di musim hujan. Kami harus siap, kopi tidak hanya untuk kebutuhan di Kalimantan Selatan tapi juga IKN,” jelasnya. Keempat program tersebut tegas Suparmi terus digenjot produksinya, meningkatkan industri dari hulu ke hilir dan juga meningkatkan daya saingnya. “Semua program itu adalah sebagai upaya Pemprov Kalimantan Selatan untuk memenuhi kebutuhan di Kalimantan Selatan dan juga untuk penyangga pangan IKN,” pungkasnya.