Keinginan berdamaian Thailand dan Kamboja terbentur lokasi penyelenggaraan negosiasi damai. Kamboja ingin digelar di Malaysia, tetapi Bangkok menolaknya. Alasan Kamboja pada Senin (22/12/2025) memilih Malaysia adalah lokasinya yang netral, sedangkan Thailand keesokan hari bersikeras perundingan harus tetap diadakan di Provinsi Chanthaburi sesuai rencana semula. Adapun perang Thailand-Kamboja kembali pecah pada awal Desember 2025, membuyarkan gencatan senjata sebelumnya.
Ofisial dari kedua negara mencatat sedikitnya 44 orang tewas, dan lebih dari 900.000 warga terpaksa mengungsi dari wilayah terdampak. “Chanthaburi aman. Provinsi ini memang sejak awal direncanakan menjadi tuan rumah GBC (Komite Perbatasan Umum), bahkan sebelum pertempuran terjadi,” ujar juru bicara Kementerian Pertahanan Thailand, Surasant Kongsiri. Namun, keputusan akhir apakah pertemuan berlangsung atau tidak, tetap berada di tangan Kamboja. Sementara itu, pihak Kamboja belum memberikan konfirmasi mengenai kehadiran dalam pertemuan tersebut.
Menteri Luar Negeri Thailand Sihasak Phuangketkeow sempat mengumumkan rencana pertemuan bilateral usai KTT ASEAN di Kuala Lumpur. Namun, Menteri Pertahanan Kamboja Tea Seiha, dalam suratnya kepada Menteri Pertahanan Thailand Nattaphon Narkphanit meminta pertemuan digelar di Kuala Lumpur karena alasan keamanan. Menanggapi usulan tersebut, Nattaphon menyebut pertemuan terakhir komite perbatasan digelar di Provinsi Koh Kong, Kamboja. Menurutnya, kini saatnya Thailand menjadi tuan rumah. Saat ini, intensitas pertempuran baru mereda di sebagian kecil dari dua provinsi perbatasan. Pada hari yang sama, Kementerian Pertahanan Kamboja menuding pasukan Thailand menembaki Kota Poipet dan membombardir wilayah Provinsi Preah Vihear.
