Pemerintah memastikan akan memitigasi risko dan potensi lonjakan harga pangan menjelang Ramadan dan Lebaran. Selain itu, pemerintah juga memastikan ketersediaan pangan tetap aman jelang hari besar keagamaan tersebut.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat perkembangan inflasi harga pangan bergejolak atau volatile food masih dalam tren naik, yakni mencapai 8,47% year on yea (yoy) pada Februari 2024.
Inflasi yang melesat ini dipicu oleh kenaikan harga bahan makanan, terutama beras dan cabai merah.
Kepala Badan Kebijakan Fiskal, Kementerian Keuangan, Febrio Kacaribu menyampaikan, kenaikan harga pangan saat ini salah satunya dipengaruhi oleh produksi yang rendah sebagai dampak iklim atau cuaca yang berpengaruh pada siklus tanam dan panen.
Adapun puncak panen diperkirakan baru akan terjadi pada April mendatang. Selain beras, beberapa komoditas pangan yang juga mengalami kenaikan harga, antara lain cabai merah, telur ayam ras, daging ayam ras, dan kentang.
“Pemerintah terus melakukan langkah mitigasi risiko atas potensi terjadinya gejolak harga pangan, terutama menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Ramadan dan Idul Fitri,” tutur Febrio dalam keterangan tertulisnya, Jumat (3/3).
Pemerintah juga secara konsisten terus berupaya untuk menjaga ketersediaan pasokan. Beberapa kebijakan yang ditempuh sebagai langkah stabilisasi harga beras, antara lain melalui operasi pasar dan pasar murah, dukungan subsidi pupuk.
Kemudian, percepatan penyaluran beras Stabilisasi Pasokan Harga Pangan (SPHP), percepatan impor, dan pembatasan pembelian retail untuk mengantisipasi pembelian secara berlebihan karena adanya rasa panik.
Ia berharap, inflasi volatile food dapat kembali menurun hingga di bawah 5% untuk mendukung pencapaian sasaran Pemerintah tahun 2024.
Sementara itu, inflasi inti yang menjadi komponen terbesar inflasi yang kondisinya masih stabil di angka 1,68% yoy, sedangkan inflasi harga diatur pemerintah (administered price) menurun tipis menjadi 1,67% yoy, dari 1,74% yoy pada Januari 2024.
Meskipun perlahan menurun, Febrio menyebut, pergerakan inflasi harga diatur pemerintah perlu diwaspadai seiring risiko kenaikan tarif transportasi pada bulan depan di masa mudik lebaran.
Sebagai informasi, inflasi Februari 2024 masih terkendali dan masih berada di dalam rentang sasaran pemerintah, meskipun sedikit meningkat di level 2,75%, dari Januari 2,57%. Kenaikan ini terutama dipengaruhi oleh harga pangan, khususnya beras.
“Pemerintah akan terus melakukan berbagai langkah antisipasi untuk menjaga ketersediaan pasokan dan keterjangkauan harga pangan seiring dengan persiapan momen Ramadan dan Idul Fitri 2024,” ungkapnya.