Indonesia menargetkan pengolahan sampah menjadi bahan bakar dan listrik di 30 kota besar pada 2029, dengan target produksi listrik 20 MW per kota. Produk pengolahan sampah meliputi listrik dan bahan bakar minyak, yang diproduksi melalui teknologi pirolisis. Pemanfaatan sampah menjadi energi diharapkan dapat mendukung pengelolaan sampah di daerah. Hal ini didukung oleh peraturan baru tentang elektrifikasi dan tiga peraturan presiden terkait pengelolaan sampah. Saat ini, terdapat PLTSa di 12 kota, tetapi hanya dua yang beroperasi, yaitu di Surabaya dan Solo. Sebuah satuan tugas percepatan telah dibentuk untuk menangani tantangan dalam pengolahan sampah secara nasional.
