Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif, bersama Menteri Keamanan Energi dan Net Zero Inggris, Graham Stuart, menyepakati perpanjangan kerja sama program Indonesia-Inggris Menuju Transisi Energi Rendah Karbon Indonesia (Mentari). Inggris berkomitmen meningkatkan dukungannya dalam mencapai target net zero emission (NZE) Indonesia. Seperti dikutip dari Antara, Arifin mengatakan Mentari merupakan program untuk meningkatkan perencanaan dan pengadaan energi terbarukan, baik untuk aplikasi on-grid maupun off-grid, mengedepankan kebijakan, rekomendasi, dan kajian teknis. Mereka juga telah menyiasati beberapa proyek energi rendah karbon dan melaksanakan proyek percontohan di bagian timur Indonesia. Selain program Mentari, kata dia, Inggris juga aktif mendukung Indonesia melalui berbagai program, termasuk Just Energy Transitions Partnership (JETP) dan Joint Economic And Trade Committee (JETCO). “Kami proyeksikan kemitraan ini akan terus berkembang, mempromosikan kerja sama teknis, perdagangan berkelanjutan, dan investasi hijau antara kedua negara,” ujarnya.
Arifin menyampaikan Indonesia mengundang lebih banyak mitra internasional untuk mendukung transisi yang cepat dan efektif menuju target energi bersih Indonesia. Indonesia membutuhkan investasi hingga satu triliun dollar AS pada 2060 untuk pembangkit dan transmisi energi terbarukan. Pada kesempatan yang sama, Menteri Keamanan Energi dan Net Zero Inggris, Graham Stuart mengatakan Indonesia dapat berperan utama dalam transisi energi bersih. Dengan bantuan keahlian dan investasi dari Inggris, Indonesia tengah mempercepat transisi dari batu bara ke energi bersih. “Menjadi salah satu negara dengan pertumbuhan ekonomi tercepat di dunia dan potensi besar untuk mengembangkan energi terbarukan, Indonesia dapat berperan utama dalam transisi energi bersih di Asia Tenggara. Dengan bantuan keahlian dan investasi Inggris, Indonesia tengah mempercepat transisinya dari batu bara ke listrik bersih serta bekerja keras dalam mencapai net zero pada 2060 atau lebih cepat,” ujar Stuart. Selain itu, Stuart juga menyampaikan program Mentari dilaksanakan untuk membantu Indonesia mewujudkan potensi energi terbarukan.
Program Mentari dilaksanakan pada periode 2020-2024 dan merupakan tindak lanjut dari MoU antara Kementerian ESDM dan the Foreign and Commonwealth Office UK, yaitu di bidang Kerja Sama Pengembangan Energi Rendah Karbon (Low Carbon Energy Development/LCEP). Waktu pelaksanaan program Mentari telah dilakukan adendum penambahan 3 tahun, dari semula periode 2020-2024 menjadi 2020-2027 serta penambahan Dewan Pengarah Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) ESDM. Adapun beberapa hasil program Mentari, di antaranya pada 24 Agustus 2022, telah diresmikan dua PLTS di Kabupaten Sumba Tengah, Nusa Tenggara Timur (Nusa Tenggara Timur) untuk 200 rumah tangga, PLTS Terpusat 60 kWp di Desa Mata Redi dan PLTS Terpusat 35 kWp di Desa Mata Woga. Program Mentari telah menetapkan dua desa yang terletak di Kabupaten Sumba Tengah, Nusa Tenggara Timur itu sebagai desa percontohan pertama.