Indonesia dan Denmark mengadakan pertemuan bilateral untuk membahas potensi kerja sama dalam teknologi perikanan berkelanjutan, dengan fokus pada pengelolaan kelautan yang lebih baik. Menteri Kelautan dan Perikanan Indonesia, Sakti Wahyu Trenggono, menjelaskan tentang program Ekonomi Biru yang menjadi bagian penting dari tata kelola kelautan berkelanjutan di Indonesia. Dalam pertemuan tersebut, Trenggono juga menunjukkan fasilitas Command Center yang menggunakan teknologi satelit untuk memonitor pergerakan kapal perikanan dan mendeteksi aktivitas illegal unreported unregulated fishing (IUUF). Dia berharap dukungan kerja sama dari Denmark untuk memperkuat dan mengintegrasikan sistem pemantauan ini.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Denmark, Lars Løkke Rasmussen, mempresentasikan teknologi drone laut yang dapat digunakan untuk memperkuat pengawasan aktivitas laut. Rasmussen menekankan pentingnya kerja sama kedua negara di bidang pemantauan penangkapan ikan ilegal, mengingat keduanya memiliki kesamaan sebagai negara maritim. Kerja sama ini telah berlangsung lama, dengan Indonesia mencatatkan surplus perdagangan produk perikanan dengan Denmark pada 2024, dengan ekspor Indonesia ke Denmark mencapai 6,449 juta dolar AS.