Indonesia membatalkan rencana membeli beras dari Cina sebanyak 1 juta ton karena faktor harga yang tidak sesuai dengan perhitungan pemerintah. Kepada Badan Pangan Nasional, Arief Prasetyo Adi, mengatakan porsi impor beras nasional mayoritas berasal dari Vietnam dan Thailand. Persentase beras impor asal Vietnam dan Thailand masing-masing 40% dari total beras impor sebanyak 3,5 juta ton. “Cina enggak ada, tidak masuk harganya,” kata Arief di Istana Merdeka Jakarta pada Rabu (29/11).
Thailand dan Vietnam merupakan dua negara importir beras terbanyak bagi Indonesia. “Impor beras 80% dari Vietnam dan Thailand, sisanya 20% dari negara lain,” ujar Arief. Menurut catatan Badan Pusat Statistik (BPS), impor beras ke Indonesia selama Januari-Agustus 2023 mencapai 1,59 juta ton. Impor beras mayoritas berasal dari Thailand, yakni mencapai 802 ribu ton atau berkontribusi 50,36% dari total impor beras. Sedangkan Vietnam menempati urutan kedua lewat volume impor 674 ribu ton atau 42,33% dari total volume impor. Arief mengatakan potensi impor beras dari India saat ini tertutup seiring kebijakan New Delhi yang menghentikan penjualan beras ke luar negeri sejak Juli 2023.
Pemerintah menambah porsi impor beras menjadi 3,5 juta ton, dari rencana awal 2 juta ton sepanjang 2023. Presiden Jokowi menambah porsi 1,5 juta ton beras impor untuk pemberian bantuan sosial yang diperpanjang hingga semester 1/2024. Tambahan tersebut digunakan untuk menjalankan program pemberian bantuan beras 10 kilogram (kg) mulai Januari sampai dengan Juni 2024. Bantuan penyaluran beras ini menyasar kepada 22 juta keluarga penerima manfaat (KPM).