Menteri Kelautan dan Perikanan RI Sakti Wahyu Trenggono menggalang dan mengajak partisipasi global dalam mendukung pengelolaan perairan berkelanjutan di ajang World Water Forum (WWF) 2024. Keterlibatan multi-stakeholder di tingkat global diperlukan untuk mendukung program tata kelola perairan berkelanjutan di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Alasannya, kesenjangan pendanaan menjadi salah satu persoalan dalam mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan di sektor kelautan (SDGs-14).
Berdasarkan penelitian United Nations Conference on Trade and Development (UNCTAD), dibutuhkan pendanaan ideal US$ 175 miliar per tahun untuk mencapai SDGs-14. Namun berdasarkan data 2013-2018, pendanaan untuk SDGs Goal 14 hanya sebesar US$ 2,9 miliar per tahun. “Forum ini sangat penting khususnya sebagai salah satu solusi mengatasi kesenjangan pendanaan untuk pencapaian SDGs, khususnya di negara-negara berkembang, negara-negara kepulauan kecil, dan negara-negara terbelakang,” ujar Trenggono saat Dialog G20 Global Blended Finance Alliance membahas Sustainable Freshwater and Ocean Wealth yang merupakan side event WWF di Bali, Minggu (19/05/2024).
Untuk itu, sema Global Blended Finance Alliance (GBFA) sangat penting untuk dijadikan jembatan kesenjangan pendanaan khususnya bagi negara-negara berkembang, negara-negara kepulauan kecil, dan terbelakang dalam meningkatkan aksi perubahan iklim dan pencapaian target SDGs-14. GBFA terdiri atas pemerintah, filantropi, pasar karbon, swasta, pendanaan internasional, dan investor nasional maupun internasional.