Indeks literasi keuangan di Indonesia masih tertinggal jauh dari tingkat inklusi keuangannya. Ketimpangan ini membuat masyarakat yang telah mengakses layanan keuangan menjadi rentan terjebak produk yang tidak sesuai hingga menjadi korban penipuan.
Tingkat literasi keuangan tidak merata, dengan masyarakat perkotaan, kelompok usia produktif, dan mereka yang berpendidikan tinggi menunjukkan pemahaman yang lebih baik. Hal ini menunjukkan adanya kesenjangan signifikan berdasarkan demografi dan geografi, seperti antara kota dan desa. Upaya peningkatan literasi keuangan nasional menghadapi tantangan signifikan. Beberapa di antaranya adalah kesenjangan digital, kurangnya integrasi dalam pendidikan formal, dan kondisi geografis Indonesia yang luas.
