Impor Meningkat Jelang Ramadhan, Surplus Neraca Dagang Diprediksi Turun

Impor Indonesia pada Februari 2025 diperkirakan tumbuh 2,01% secara bulanan dan 4,51% secara tahunan, terutama didorong oleh peningkatan permintaan domestik untuk bahan bakar dan komoditas pangan seperti kurma. Sementara itu, ekspor diprediksi melemah akibat perlambatan ekonomi China dan ketidakpastian global. Josua Pardede, Kepala Ekonom PT Bank Pertama Tbk. (BNLI), memproyeksikan surplus perdagangan menyusut menjadi US$1,69 miliar, turun dari US$3,45 miliar di bulan sebelumnya. Stabilisasi harga komoditas global dan risiko perang dagang turut menjadi faktor pelemahan kinerja ekspor.

Di sisi lain, David E. Sumual, Kepala Ekonom BCA, lebih optimistis dengan perkiraan surplus US$3,25 miliar berkat lonjakan ekspor 13,13% secara tahunan yang didukung oleh pemulihan ekspor batu bara, minyak kelapa sawit (CPO), dan gas alam. Impor juga diperkirakan naik 3,06% secara bulanan, terutama karena peningkatan importasi komoditas pangan menjelang Ramadan. Meski terdapat perbedaan proyeksi, neraca perdagangan Indonesia tetap diperkirakan mengalami surplus selama 58 bulan berturut-turut. Badan Pusat Statistik (BPS) akan mengumumkan data resmi terkait ekspor, impor, dan neraca perdagangan Februari 2025 pada Senin, 17 Maret 2025, pukul 11.00 WIB.

Search