Perum Bulog berencana membuka agen cabang di Kamboja. Hal ini menindaklanjuti arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan. Luhut sebelumnya menyebutkan Jokowi mengutus Perum Bulog untuk mengakuisisi produsen beras Kamboja untuk memastikan kepastian mendapatkan porsi impor saat dibutuhkan. “Jadi sekarang ini kan kita sudah beli dari Kamboja gitu kan. Nah Bapak Presiden tuh ingin, bisa nggak kita secure? Karena kan selalu deg-degan kalau kita impor itu,” ujar Bayu ditemui di DPR RI, Kamis (20/6).
Menurutnya, Kamboja adalah salah satu negara yang memiliki cadangan beras yang cukup banyak dan cocok atau disukai orang lokal. Karenanya, Indonesia perlu memastikan untuk mendapatkan porsi dengan mengakuisisi produsen beras di sana, apalagi di tengah banyak negara yang menutup keran impor. “Ada 22 negara yang sudah nutup kebijakan itu kan? Jadi ‘waduh, kita bagaimana caranya kita men-secure pasokan, kalau-kalau kita harus impor’. Kalau sekarang kan saya ordernya dari Jakarta, ya kan? Nah, ini kita bikin bisa punya buka agen di sana gitu,” jelasnya.
Namun, Bayu memastikan meski nantinya membuka agen cabang di sana, impor akan dilakukan jika dibutuhkan. Sebab, pemerintah akan mengutamakan untuk menyerap produksi dalam negeri, sehingga industri petani dan industri penggilingan dalam negeri dinilai tak perlu khawatir. “Saya jamin kalau sampai di dalam negeri produksinya ada, pasti kita enggak ambil ke sana. Stok beras yang misalnya sudah ada di sana (Kamboja) bisa di trading aja internasional.