Pengamat politik sekaligus pendiri Lingkar Madani (Lima) Ray Rangkuti memperkirakan akan adanya keretakan hubungan antara Presiden Jokowi dan elite Partai Nasdem. Keretakan hubungan tersebut tinggal menunggu waktu.
Pertama, keretakan mulai terlihat ketika Jokowi tidak berkenan menanggapi pencalonan Anies Baswedan sebagai capres oleh Nasdem pada awal Oktober. Jokowi menyatakan enggan mengomentari pencalonan itu karena negara tengah dihadapkan oleh bencana tragedi Kanjuruhan. Kedua, tanda keretakan hubungan Jokowi dan Nasdem dilihat dari suara-suara elite PDI-P yang menyerang partai besutan Surya Paloh itu. Aksi saling serang itu terjadi tak berlangsung lama setelah Nasdem mengumumkan deklarasi Anies.
Ketiga yaitu untuk kali pertama setelah hampir 8 tahun, Presiden Jokowi menanggapi pertanyaan wartawan soal kemungkinan perombakan kabinet atau reshuffle. Adapun Jokowi menyatakan bahwa dirinya bakal melakukan reshuffle. Pernyataan itu disampaikannya dalam merespons pertanyaan soal adanya desakan relawan Jokowi untuk merombak menteri dari Partai Nasdem setelah mendeklarasikan Anies. Keempat, kata Ray, yaitu saat Jokowi berpidato dalam Hari Ulang Tahun (HUT) ke-58 Golkar di JIExpo Kemayoran beberapa waktu lalu. Adapun Jokowi berpidato dan mengatakan hendaknya pengumuman capres jangan terburu-buru. Kelima, Ray berpandangan, keretakan itu semakin terlihat saat Jokowi tidak berkenan memeluk Surya Paloh pada momen HUT Golkar tersebut.