Ucapan Presiden Joko Widodo terkait kemungkinan adanya perombakan kabinet atau reshuffle ditanggapi berbagai pihak. Banyak yang mengaitkan pernyataan Jokowi itu dengan hubungannya dengan Partai NasDem yang mendeklarasikan mendukung Anies Baswedan sebagai calon presiden di Pemilu 2024. Secara terang-terangan, Ketua DPP PDI Perjuangan Bidang Ideologi dan Kaderisasi Perjuangan, Djarot Saiful Hidayat, meminta kinerja dua menteri kabinet Indonesia Maju asal Partai NasDem untuk dievaluasi.
Pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Adi Prayitno menyatakan, jika permintaan Djarot itu dilandaskan pada kinerja menteri, maka bukan hanya menteri asal Nasdem yang perlu dievaluasi. Menurut Adi, sikap PDI-P tersebut adalah bagian dari konsekuensi setelah Nasdem mendeklarasikan dukungan kepada Anies Baswedan sebagai calon presiden. Sebab, selama ini Anies dianggap sebagai simbol oposisi pemerintahan Jokowi. Namun Adi mengingatkan bahwa keputusan Jokowi mengeluarkan Nasdem dari kabinet justru dapat berdampak positif bagi partai yang dipimpin Surya Paloh itu. Publik dapat menilai bahwa Nasdem dikeluarkan dari kabinet bukan karena kinerja menteri-menterinya, tetapi karena kepentingan politik.
Nasdem sendiri tetap ingin berada di barisan partai pendukung pemerintahan Jokowi hingga akhir masa jabatan pada 2024. Dukungan terhadap pemerintah terus ditunjukkan Nasdem lewat berbagai upaya yang sejalan dengan roda administrasi pemerintahan pimpinan Jokowi.