Kelompok Houthi di Yaman mengeklaim telah melancarkan tiga serangan terhadap kapal-kapal di Laut Merah dan Laut Arab, yang mencakup penyerangan terhadap kapal Motaro di Laut Merah dan Selat Bab al-Mandab dengan menggunakan rudal balistik. Juru bicara militer Houthi, Yahya Sarea juga menegaskan bahwa kelompok tersebut juga menargetkan kapal Maersk Kowloon di Laut Arab dengan rudal serta kapal SC Montreal di Laut Arab dengan dua drone.
Serangan ini terjadi di tengah meningkatnya ketegangan di kawasan, di mana Laut Merah dan Selat Bab al-Mandab memiliki peran penting dalam jalur perdagangan internasional. Serangan terhadap kapal-kapal ini menambah kekhawatiran keamanan laut yang sudah lama dikeluhkan oleh berbagai negara yang memiliki kepentingan di wilayah tersebut. Sementara itu, data target Rusia baru-baru ini disebut membantu Houthi memperluas serangan mereka terhadap kapal di Laut Merah dan wilayah sekitarnya. Data tersebut menunjukkan keinginan Presiden Rusia Vladimir Putin untuk melemahkan pengaruh ekonomi dan politik Barat.
Para ahli mengatakan bahwa dukungan tersebut mencerminkan upaya Rusia menciptakan ketidakstabilan di Timur Tengah dan Asia guna memberikan tekanan pada AS. WSJ sebelumnya melaporkan bahwa Viktor Bout, seorang pedagang senjata terkenal yang dibebaskan dalam pertukaran tahanan antara Rusia dan AS pada 2022, diduga sedang mempersiapkan transaksi senjata kecil dengan pejuang Houthi. Selain itu, Iran dikabarkan sedang melakukan negosiasi rahasia untuk mentransfer rudal anti-kapal supersonik Yakhont kepada Houthi.