Kesepakatan dagang Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU‑CEPA) disebut membawa keuntungan besar bagi eksportir Indonesia, khususnya sektor kelapa sawit. Utusan Khusus Presiden Bidang Iklim dan Energi, Hashim Djojohadikusumo, menegaskan bahwa produk sawit Indonesia tidak akan dikenakan sanksi, penalti, maupun denda dalam perjanjian tersebut. Ia menekankan bahwa industri Eropa sangat membutuhkan kelapa sawit sebagai bahan baku penting untuk berbagai produk seperti sabun, sampo, hingga makanan.
Hashim juga menyampaikan bahwa meski pemerintah Indonesia memenuhi sejumlah permintaan dari Uni Eropa, Presiden Prabowo telah menyetujui langkah-langkah tersebut demi tercapainya kesepakatan. Detail teknis dan lanjutan akan dijelaskan lebih lanjut oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto. Menurut Hashim, hasil perjanjian ini sangat menguntungkan bagi Indonesia karena membuka peluang pasar yang lebih besar.
Sementara itu, Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM, Rosan Roeslani, mengungkapkan bahwa IEU‑CEPA berpotensi meningkatkan nilai perdagangan Indonesia hingga mencapai 60 miliar dolar AS, dari sebelumnya sekitar 30 miliar dolar AS. Selain kelapa sawit, Eropa juga menjadi tujuan utama ekspor produk Indonesia lainnya seperti alas kaki, tekstil, dan garmen, sehingga kesepakatan ini diharapkan memperluas akses dan daya saing produk nasional di pasar global.