Harga Telur Ayam Meroket, Peternak: Bansos Jangan Didistribusikan Serentak

Beberapa hari terakhir, harga telur ayam melonjak tinggi. Salah satu penyebab yang mendorong harga telur ayam ini adalah penyaluran bantuan sosial pemerintah. Peternak telur ayam meminta pemerintah agar penyaluran Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) maupun Bantuan Sosial (Bansos) tidak didistribusikan secara serentak. Alasannya, pendistribusian BNPT atau Bansos secara serentak dinilai menjadi penyebab harga telur ayam menjadi mahal.

Ketua Paguyuban Peternak Rakyat Indonesia (PPRN) Alvino Antonio mengatakan, salah satu alasan mengapa harga telur ayam naik adalah karena adanya program Bantuan Sosial alias Bansos dari pemerintah yang sengaja dimanfaatkan oleh oknum untuk menaikan harga. “Ini yang paling menyebabkan naik (harga telur ayam) karena cairnya BPNT atau Bansos yang dirapel sehingga permintaan melebihi produksi. Ini yang menjadi kehkawatiran agen tidak kebagian telur, maka mereka menaikan harga,” ujar peternak telur ayam asal Kendal Suwardi saat dihubungi Kompas.com, Kamis (25/8/2022). Oleh sebab itu, peternak telur meminta agar realisasi BPNT setiap bulan tidak serentak sehingga menimbulkan kepanikan dan akhirnya harga dimainkan oleh oknum yang memanfaatkan momen ini.

Mengutip dari Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional, harga telur ayam per Rabu (24/8/2022) secara rata-rata di nasional bertengger di Rp 30.850 per kilogram. Angka ini telah naik yang sebelumnya per tanggal 18 Agustus 2022 dibanderol Rp 30.350, kemudian naik keesokan harinya menjadi Rp 30.450, dan per tanggal 22 Agustus 2022 naik menjadi Rp 30.700 per kilogram. Para peternak telur berharap agar pemerintah bisa segera menetapkan harga acuan baru untuk telur di kelas peternak telur Rp 22.000-24.000 per kilogram.

Search