Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) mengatakan sistem keuangan Indonesia terjaga di tengah meningkatnya ketidakpastian pasar keuangan global. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan kondisi ini didukung perekonomian domestik yang berdaya tahan dan merupakan hasil sinergi KSSK yg akan terus diperkuat. Sri Mulyani mengatakan dirinya bersama Gubernur BI Perry Warjiyo, Ketua DK OJK Mahendra Siregar, dan Ketua LPS Purbaya Yudhi Sadewa telah menyelenggarakan rapat berkala KSSK pada Senin (30/10/2023). Sri Mulyani mengatakan perekonomian global melambat karena ketidakpastian yang meningkat tinggi disertai divergensi antarnegara yang semakin melebar. Dana Moneter Internasional (IMF) memperkirakan ekonomi global 2023 mencapai 3% dan melambat pada 2024 menjadi 2,9%.
Sementara itu, perekonomian AS ditopang konsumsi rumah tangga dan sektor jasa, sementara China melambat karena pelemahan konsumsi dan krisis di sektor properti. Sri Mulyani menekanan inflasi diperkirakan masih tinggi dipicu kenaikan harga energi pangan akibat eskalasi geopolitik, terjadinya fragmentasi ekonomi, dan fenomeena El Nino. Untuk mengendalikan inflasi, suku bunga moneter di negara maju teremasuk Fed Funds Rate FFR masih dipeerekirakan berada pada level yang tinggi untuk jangka waktu yang lama atau higher for longer. Kenaikan ini diikuti kenaikan yield obligasi negara maju, terutama AS, karena kebutuhan pembiayaan utang dan risiko preemi jangka panjang. Hal ini memicu aliran keluar modal asing dari emerging markets ke negara maju dan ini mendorong penguatan signifikan mata uang dolar AS teerhadap berbagai mata uang dunia. Sri Mulani menegaskan perekonomian Indonesia diperkirakan tetap terjaga dan tumbuh baik dan berddya tahan. Selain itu, konsumsi swasta diperkirakan masih tumbuh kuat. Dia menuturkan hal tersebur sejalan dengan indeks keyakinan konsumen (IKK) yang masih tinggi, terkendalinya inflasi, dan aktivitas terkait penyelenggaraan Pemilu 2024.