Harga Pangan Melonjak di Awal Ramadhan

Sejumlah bahan pokok mengalami lonjakan harga di awal Ramadan 1446 H, terutama cabai rawit merah, beras, dan minyak goreng MinyaKita. Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman memastikan pemerintah terus memantau distribusi bahan pangan agar harga tetap terkendali. Kenaikan harga cabai disebabkan oleh cuaca buruk yang menghambat panen, dengan harga di beberapa daerah melonjak drastis, seperti di Manado yang mencapai Rp 120.000 per kilogram. Data Badan Pangan Nasional (Bapanas) mencatat harga cabai rawit merah secara nasional mencapai Rp 83.984 per kilogram, dengan perkiraan konsumsi meningkat 13,52 persen selama Ramadan. Sementara itu, harga beras naik 2-4 persen meskipun stok nasional melimpah, sehingga pemerintah menindak tegas pedagang yang menjual di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) termasuk dengan penyegelan beberapa distributor nakal.

Harga minyak goreng MinyaKita juga masih tinggi dengan rata-rata nasional Rp 17.653 per liter, jauh di atas HET Rp 15.700 per liter. Untuk menekan harga, pemerintah menggandakan pasokan MinyaKita dan menggelar operasi pasar yang berlangsung hingga 29 Maret 2025, MinyaKita dijual dengan harga lebih murah, yaitu Rp 14.700 per liter. Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan menegaskan bahwa pasokan minyak goreng akan diperbanyak untuk menstabilkan harga, dengan cadangan minyak goreng pemerintah (CMGP) per 26 Februari 2025 mencapai 99.000 kiloliter.

Pemerintah juga bekerja sama dengan kepolisian untuk menindak pelaku spekulasi harga yang memanfaatkan momentum Ramadhan. Beberapa distributor beras yang menaikkan harga secara tidak wajar telah disegel, sementara langkah serupa sedang dilakukan di beberapa daerah seperti Jakarta dan Semarang. Dengan stok beras dan minyak goreng yang mencukupi, pemerintah optimis harga pangan bisa dikendalikan agar masyarakat dapat menjalankan ibadah Ramadhan dengan tenang tanpa terbebani lonjakan harga bahan pokok.

Search