Harga Kedelai dan Minyak Goreng Mahal, Hippi Minta Pengusaha Lokal Lebih Nasionalis

Harga sejumlah pangan seperti kedelai hingga minyak goreng mengalami kenaikan. Mengadapai kondisi ini, Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia (HIPPI) mendesak kalangan pengusaha lokal yang bergerak di bidang bahan pangan utama, untuk meningkatkan rasa nasionalisme khususnya di saat negara menghadapi kesulitan memenuhi pasokan bahan pangan utama tersebut. Apalagi dalam beberapa waktu ke depan, masyarakat Indonesia juga akan menghadapi perayaan hari Raya Idul Fitri tahun 2021.

Ketua Umum HIPPI Suryani Motik mengatakan, saat ini masih terjadi kelangkaan bahan pangan utama seperti minyak goreng, meski pemerintah telah turun tangan memberlakukan minyak goreng murah satu harga di level Rp 14.000/liter. HIPPI menyebut jika kelangkaan minyak goreng di pasar, dikarenakan sebagian produksinya dialihkan untuk pengembangan B20 yaitu bahan baku biodiesel di Indonesia berasal dari minyak kelapa sawit atau CPO (crude palm oil). HIPPI mendorong pemerintah untuk meningkatkan produksi minyak goreng dari kelapa, bekerjasama dengan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi sehingga bisa menciptakan lapangan kerja di masyarakat.

Senada dengan kelangkaan minyak goreng, saat ini masyarakat Indonesia juga diperhadapkan pada potensi lonjakan harga kacang kedelai. Padahal, kacang kedelai merupakan bahan baku pembuatan tempe dan tahu sebagai dua makanan populer di Indonesia. HIPPI mendorong Kementerian Pertanian untuk mengembangkan penanaman kedelai di tingkat petani secara masif. Apalagi sebentar lagi masyarakat Indonesia menghadapi Bulan Puasa yang membutuhkan kedelai dalam jumlah cukup tinggi.

Search