Harga rata-rata ikan segar di Singapura yang diimpor dari Malaysia dan Indonesia naik 20 persen sepanjang tahun ini. Hal itu disebabkan oleh beberapa faktor seperti musim hujan, lonjakan harga BBM hingga krisis iklim. Mengutip CNA, Kamis (22/9), Lee Yit Huat, seorang penjual ikan di Pasar Tekka Singapura, biasanya menghabiskan pasokan ikannya sebelum pasar tutup. Namun, akhir-akhir ini ia masih menyisakan stok ikan segarnya. Lee mengaku harga makarel Spanyol yang dulu dibanderol 15 sampai 20 dolar Singapura per kilogram, kini naik 5 dolar Singapura menjadi 20 hingga 25 dolar Singapura.
Ia mengatakan kenaikan harga ikan ini dipicu oleh lonjakan harga bahan bakar di Indonesia yang membuat para nelayan menjual ikannya lebih mahal. Selain karena kenaikan harga BBM di Indonesia, minimnya pasokan ikan juga disebabkan oleh krisis iklim. “Saat ini sulit memprediksi panen. Mungkin karena pemanasan global. Dulu bulan tertentu dapat ikan tertentu, tapi sekarang kita tidak bisa memprediksi,” kata Daniel Pe, Ketua Asosiasi Pedagang Ikan Punggol. Beberapa konsumen telah beralih ke pilihan yang lebih murah, seperti ikan beku atau ikan budidaya.
Alfred Goh, pemilik Guang’s Fresh Mart, mengatakan inflasi lebih jelas terlihat pada ikan yang lebih mahal karena perbedaan harga tampaknya cukup besar. Sementara itu, pelaku industri memperkirakan kenaikan harga ikan segar di Singapura akan terus berlangsung hingga akhir Januari.