Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif beri sinyal bakal melanjutkan kebijakan harga gas murah atau harga gas bumi tertentu (HGBT) untuk industri. Menurut dia, pemberian insentif harga gas murah bisa mendorong pertumbuhan sektor industri, serta sejalan dengan program pemerintah membangun infrastruktur gas. “Ini insya Allah akan dilanjutkan dan kita juga sedang berupaya membangun lagi infrastruktur gas, supaya memang bisa dimanfaatkan,” ujar Arifin di JCC Senayan, Jakarta, Senin (6/5/2024).
Adapun kebijakan HGBT sudah berjalan sejak 2020 dan akan berakhir pada 2024. Insentif harga gas sebesar 6 dollar AS per mmbtu ini diberikan k 7 sektor industri uakni pupuk, petrokimia, oleochemical, baja, keramik, kaca, dan sarung tangan karet. Arifin mengatakan, harga gas bumi sangat berpengaruh pada beban produksi industri. Maka dari itu, pemberian insentif harga gas murah diharapkan bisa mendukung produksi industri sehingga semakin kompetitif dan berkembang. Hal itu sejalan dengan arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang ingin ada taktis yang bisa mendorong industri Indonesia lebih berdaya saing dengan negara lainnya. Seiring dengan pembangunan infrastruktur gas yang saat ini dilakukan untuk mendukung distribusi gas, maka nantinya bisa dimanfaatkan untuk program jaringan distribusi gas (jargas) rumah tangga. Dengan demikian, pemanfaatan gas alam melalui jargas tersebut akan mengurangi impor LPG, yang kemudian berdampak pada penghematan devisa negara. Jadi nanti juga bisa jadi jargas itu. Jargas itu dapat menggantikan impor LPG. Adapun pembahasan kebijakan perpanjangan harga gas murah sedang dibahas Kementerian ESDM bersama Kementerian Perindustrian (Kemenperin) dan Kementerian Keuangan (Kemenkeu).