Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian mewanti-wanti risiko adanya spekulan bawang putih yang sengaja melakukan penimbunan di tengah lonjakan harga bawang putih saat ini. Tito menjelaskan, kekhawatiran itu muncul seiring adanya laporan Badan Pangan Nasional (Bapanas) yang mendapati angka realisasi pendistribusian bawang putih ke pasaran cenderung minim. Hasil pertemuan Bapanas dengan para importir pada 25 April 2024, mendapati bahwa pengadaan bawang putih dari 43 importir baru mencapai 93.815 ton. Padahal, izin impor bawang putih yang telah diterbitkan Kementerian Perdagangan (Kemendag) telah mencapai 244.194 ton, artinya realisasi impor baru sekitar 38% dari izin yang diterbitkan. Di sisi lain, dari 93.815 ton bawang putih impor yang telah didatangkan dan tiba di Indonesia, hanya 13.601 ton yang telah didistribusikan ke pasaran.
“Dari yang sudah masuk, 80% kemana ini bawang putihnya? Takutnya masih disimpan supaya harga naik dulu baru dilepas, ini perlu diwaspadai,” ujar Tito dalam rapat pengendalian inflasi daerah, Senin (29/4/2024). Sementara itu, Sekretaris Utama Bapanas, Sarwo Edhy mengaku, dalam pertemuannya dengan para importir, pihaknya telah mengimbau mereka untuk segera merealisasikan impor dan mendistribusikannya ke pasaran di seluruh wilayah Indonesia. “Dengan begitu harga bawang putih bisa turun,” ucapnya.
Adapun data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, jumlah wilayah yang mengalami kenaikan harga bawang putih pada pekan keempat April 2024 mencapai 272 kabupaten/kota. Jumlah wilayah itu meningkat dibandingkan jumlah wilayah yang mengalami kenaikan harga bawang putih pada pekan sebelumnya sebanyak 260 kabupaten/kota. Selain itu, rata-rata harga bawang putih pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp43.916 per kilogram telah naik 4,9% dibandingkan harga rata-rata bawang putih pada Maret 2024.