Harga Bapok Melejit Pekan Pertama Ramadan, Ini Saran Pakar IPB

Pakar Agribisnis dari IPB University Bayu Krisnamurthi meminta pemerintah untuk mempercepat mobilisasi komoditas strategis dari sentra produksi di tengah kelangkaan sejumlah barang kebutuhan pokok atau Bapok pada pekan pertama Ramadan tahun ini. Di sisi lain, pemerintah perlu mempercepat proses impor sebagian komoditas yang tidak dapat dipenuhi di dalam negeri. Misalkan daging sapi dan kerbau beku untuk mengantisipasi reli kenaikan harga di tengah keterbatasan sapi bakalan impor dari Australia saat ini. Pemerintah juga diminta untuk mewaspadai potensi anjloknya produksi bawang merah di sejumlah sentra produksi akibat cuaca buruk pada musim panen awal tahun ini.

Kementerian Perdagangan (Kemendag) tengah mewaspadai potensi melonjaknya permintaan masyarakat atas barang kebutuhan pokok di tengah tren pelandaian pandemi Covid-19 pada awal tahun ini. Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Oke Nurwan mengatakan kementeriannya khawatir pasokan Bapok yang bertopang pada aktivitas impor akan terganggu akibat meningkatnya permintaan dalam negeri sementara harga di pasar dunia terus mengalami fluktuasi akibat sentimen geopolitik di kawasan Eropa Timur. Berdasarkan catatan Kemendag, empat komoditas pangan dalam negeri yang bertopang pada impor mengalami kenaikan harga yang signifikan secara tahunan atau year-on-year (yoy).

Harga gandum pada perdagangan 25 Maret 2022 sudah menyentuh di angka US$399 per ton atau naik 93,6 persen dari posisi tahun lalu sebesar US$188 per ton. Selain gandum, harga kedelai di pasar dunia sudah menembus Rp8.875 per kilogram atau naik 95,6 persen dari posisi tahun lalu sebesar Rp4.528 per kilogram. Sementara harga sapi bakalan pada perdagangan 22 Maret 2022 mencapai US$4,28 per kilogram atau naik 72 persen dari pencatatan US$2,49 per kilogram secara tahunan. Selanjutnya harga gula konsumsi mencapai Rp7.802 per kilogram pada 25 Maret 2022 atau naik 51,6 persen dari posisi Rp5.145 per kilogram tahun lalu.

Search