Kementerian Pertanian (Kementan) meminta Bulog dan pengusaha pakan menyerap jagung hasil panen petani. Hal itu seiring harga jagung yang mulai anjlok di tengah produksi yang melimpah saat panen raya. Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Kementan, Suwandi mengatakan, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) produksi jagung nasional pada periode Januari – April 2024 diperkirakan mencapai 5,3 juta ton. Adapun, puncak panen raya diprediksi terjadi pada bulan ini yang mencapai produksi 2,3 juta ton di 405.000 hektare.
Secara terperinci, panen jagung Maret 2024 terbesar tersebar di 10 kabupaten, yaitu Tuban 42.811 hektare, Bone 39.131 hektare, Lampung Timur 35.905 hektare, Lampung Selatan 33.940 hektare, Bima 29.178 hektare, Dompu 28.895 hektare, Sampang 28.152 hektare, Pamekasan 22.086 hektare, Lampung Tengah 19.122 hektare, dan Sumbawa 18.363 hektare. Sementara pada April 2024, panen jagung diperkirakan mencapai 1,76 juta ton yang tersebar di 318.000 hektare.
“Kami meminta Bulog untuk melakukan penyerapan secara maksimal. Setidaknya 500.000 ton jagung petani dapat diserap secara cepat,” ujar Suwandi dalam keterangannya, Minggu (17/3/2024). Menurut Suwandi, para petani mulai mengeluhkan harga jagung yang anjlok saat panen raya kali ini. Bahkan, harga jagung di petani saat ini bisa menyentuh level Rp2.500 per – Rp4.000 per kilogram. “Kementan menekankan agar Perum Bulog dan GPMT untuk menyerap hasil panen dengan harga yang layak untuk para petani. Kita harus prioritaskan petani nasional terlebih dahulu,” jelasnya.