Hamas menolak tawaran kesepakatan baru dari Israel yaitu gencatan senjata hanya selama seminggu dan pertukaran tahanan. Pejabat Hamas Ghazi Hamad mengatakan ‘prioritas’ kelompoknya adalah menghentikan perang secara permanen. Ia juga mengatakan, Hamas tidak akan melepaskan tawanan lagi sampai pemboman Israel berakhir. Saat berbicara dengan Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amirabdollahian pada Selasa malam, kepala biro politik Hamas, Ismail Haniyeh tampaknya memegang teguh posisi ini.
Haniyeh menegaskan Hamas siap untuk membuat kesepakatan lain, tetapi hanya jika Israel terlebih dahulu menghentikan serangannya. Menurut Hashem Ahelbarra dari Al Jazeera, Hamas dan Israel memiliki penafsiran yang berbeda terkait gencatan senjata. Menurut Hamas, kesepakatan saat ini yang dibutuhkan bukan hanya pertukaran tahanan, tetapi harus meghentikan perang secara permanen. “Hamas menegaskan kesepakatan kali ini tidak bisa hanya sekedar pertukaran tahanan, kesepakatan ini harus didasarkan pada gencatan senjata permanen,” jelasnya.
Apabila perang berhenti secara permanen, Ghazi Hamad mengatakan Hamas siap untuk merundingkan kompromi yang signifikan mengenai pertukaran tahanan. Menurunya, gencatan senjata sementara ini hanya menguntungkan salah satu pihak yaitu Israel. Ia menjelaskan, Israel akan memanfaatkan momen ini untuk menukar para sandera, selanjutnya serang akan diluncurkan kembali. “Israel akan mengambil alih peran para sandera dan setelah itu mereka akan memulai babak baru pembunuhan massal dan pembantaian terhadap rakyat kami,” katanya.