Perusahaan keamanan siber asal Singapura StealthMole mencatat, ada banyak hacker atau peretas yang mengincar sistem Pemerintah Indonesia selain Brain Cipher Ransomware. “Di sumber tersembunyi seperti dark web, terdapat banyak peretas yang menargetkan Pemerintah Indonesia. Mereka telah membocorkan banyak basis data, kredensial, dan dokumen rahasia terkait Pemerintah Indonesia,” kata StealthMole melalui X, Jumat (5/7). “Kelompok hacker seperti Brain Cipher Ransomware akan terus mengincar Indonesia. Indonesia harus memperhatikan intelijen dark web dan memperkuat keamanan siber,” kata StealthMole.
Chairman Lembaga Riset Keamanan Siber CISSReC Pratama Persadha menilai pemerintah perlu merekrut peretas untuk memenuhi kebutuhan khusus seperti penyerangan dan pertahanan siber. Ia mengatakan, sumber daya manusia atau tenaga ahli yang dimiliki oleh beberapa lembaga di bidang keamanan siber di Indonesia, sebagian besar berasal dari lulusan berbagai universitas umum. Beberapa lembaga memang memiliki SDM dari universitas dengan program keahlian khusus seperti STIN, Politeknik Siber, Universitas Pertahanan, dan lainnya. “SDM dari lulusan universitas tersebut belum cukup untuk kebutuhan khusus seperti penyerangan dan pertahanan siber,” kata Pratama. Hacker memiliki kemampuan yang lebih tinggi dibandingkan lulusan universitas umum. Selain itu, peretas biasanya tergabung dalam berbagai forum underground yang saling membagikan teknik dan tools peretasan terbaru. Jika Indonesia menjadi target serangan siber, maka akan dapat diambil berbagai tindakan pencegahan sebelumnya. Puluhan lembaga dan kementerian di Indonesia tercatat mengalami dugaan kebocoran data, termasuk oleh Bjorka. Kali ini, Brain Cipher Ransomware membobol Pusat Data Nasional Sementara 2 Surabaya.