PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Energi Primer Indonesia (EPI) mengembangkan biomassa untuk kebutuhan cofiring pembangkit listrik tenaga uap (PLTU). Langkah ini demi mendukung penyediaan energi terbarukan, sekaligus menekan emisi karbon. Direktur Utama PLN EPI, Iwan Agung Firstantara mengatakan, pihaknya menargetkan dapat menyuplai biomassa sebanyak 10,2 juta ton untuk 52 PLTU pada tahum 2025 mendatang. Namun, saat ini pemanfaatan biomassa masih tergolong rendah di Indonesia. Tahun 2022, PLN menyuplai 0,45 juta ton biomassa untuk 35 PLTU di Indonesia. Sedangkan pada tahun ini, suplai biomassa ditargetkan mencapai 1,05 juta ton yang menyasar 47 PLTU. Butuh usaha lebih keras untuk meningkatkan pasokan biomassa, karena PLN EPI harus berebut dengan negara lain yang berminat dengan biomassa asal Indonesia.
Antonius Aris Sudjatmiko, Direktur Biomassa PLN EPI menambahkan, tahun ini seluruh kebutuhan bahan baku biomassa seperti sekam padi, cangkang sawit dan Iain-lain diperoleh langsung dari masyarakat, tepatnya dari kelompok petani dan UMKM sektor pertanian atau perkebunan. Sedangkan pada 2024 mendatang, PLN EPI juga akan bekerja sama dengan Perhutani, PT Perkebunan Nusantara (PTPN), beberapa perusahaan swasta untuk mendorong peningkatan suplai bahan baku biomassa.
PLN EPI memastikan kualitas bahan baku biomassa yang diperoleh perusahaan benar-benar terjaga. Terlebih lagi, PLN EPI melarang produk biomassa yang berasal dari hasil deforestasi. Mereka juga optimistis pengembangan biomassa untuk PLTU akan memangkas emisi karbon di Tanah Air. Pada tahun ini misalnya, dengan adanya tambahan suplai biomassa 1,05 juta ton, maka potensi reduksi emisi yang diperoleh yakni sebanyak 0,86 juta ton karbon dioksida (C02). Pada tahun 2025 mendatang, suplai 10,20 juta ton biomassa diprediksi akan berdampak pada pengurangan emisi sebanyak 11,58 juta ton CO2.