Geram Didikte, RI Ancam Alihkan Impor Produk Susu dari Eropa ke Australia

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengancam akan mengalihkan impor produk susu (dairy) dari Uni Eropa ke negara lain, seperti Australia. UE diketahui sudah meluncurkan konsultasi mengenai Enforcement Regulation usai Indonesia melayangkan banding di World Trade Organization (WTO). Dalam konsultasi yang akan berlangsung hingga 1 September 2023, para pemangku kepentingan UE akan membahas kemungkinan penerapan kebijakan pengenaan bea atau pembatasan kuantitas impor/ekspor dari Indonesia.

Menurut Luhut, Indonesia akan melalui proses hukum yang berjalan. “Negara-negara berkembang punya hak untuk menikmati hasil nilai tambah dari hasil alamnya. Memang bisa dengan cara-cara lain. Saya pikir kita melakukan itu,” ucap Luhut, usai menghadiri Investor Daily Round Table dengan tema ‘Tansformasi Ekonomi di Tengah Tantangan Global’, di Hutan Kota Plataran, Jakarta, Senin (31/7/2023). “Kalau mereka (UE) retaliate, kita pindahkan impor dairy dari Australia, bisa susu, keju, wine segala macam. Kenapa harus dari Eropa saja? Kita punya hak untuk survival juga. Kita jangan didikte-dikte lah. Sudah bukan zamannya lagi,” imbuh Luhut.

Dalam paparannya, Luhut juga menegaskan bahwa tidak adil jika UE menentang larangan ekspor nikel Indonesia. Ia juga mengatakan dirinya belum lama ini bertemu dengan perwakilan European Parliament. “Kalian kenapa me-retaliate kami, padahal kami melarang ekspor 1% daripada nikel ore kami ke UE. Kalian menikmati, itu unfair. We have to fight against you. It’s a matter of survival for us,” imbuh Luhut. Indonesia telah melarang ekspor bijih nikel pada 2020. UE kemudian menggugat Indonesia di WTO karena larangan ekspor tersebut dikhawatirkan dapat mengganggu produksi stainless steel Eropa. Indonesia sudah dinyatakan kalah dari gugatan UE di WTO. Meski demikian, pemerintah RI tidak menyerah dan mengajukan banding pada 8 Desember 2022.

Search