Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan, sampah yang ada di DKI Jakarta bisa mencapai 8.000 ton per hari. Sementara, kapasitas Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) di Bantargebang, Bekasi sebagai tempat penampungan sampah dari DKI Jakarta hanya mampu menampung sebanyak 2.000 ton setiap harinya. Salah satu cara praktis untuk menanggulangi isu terkait sampah bukan hanya menggunakan pengganti plastik semata, melainkan juga menjalani gaya hidup guna ulang. Maka dari itulah, Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik (GIDKP) mengusung inisiatif bernama “Gerakan Guna Ulang Jakarta”. Diluncurkan hampir setahun lalu, inisiatif hasil kerja sama dengan Zero Waste Living Lab (ZWLL) Enviu ini bertujuan untuk mengurangi plastik sekali pakai dari produk sehari-hari, termasuk kemasan makanan atau produk rumah tangga. Melalui Gerakan Guna Ulang Jakarta, GIDKP bermaksud mengajak masyarakat agar mau menggunakan barang atau kemasan yang bisa dipakai lagi (bukan sekali pakai). Hal ini dijelaskan Tiza Mafira, Executive Director GIDKP dalam diskusi Gerakan Guna Ulang Jakarta (GGUJ) di kawasan Kemang, Jakarta Selatan, Kamis (23/2/2023). Ini adalah program yang berupaya mempopulerkan kembali budaya guna ulang seperti yang sudah lama menjadi budaya Indonesia. Gerakan Guna Ulang Jakarta menjalankan prinsip pakai-habiskan-kembalikan. Prinsip ini mirip seperti penggunaan air galon yang harus dikembalikan setelah airnya habis. Inilah yang kemudian diterapkan pada produk rumah tangga lainnya, agar sampah yang dihasilkan minim. “Berbagai solusi ditawarkan dalam inisiatif ini, mulai dari menggunakan wadah yang dapat dicuci dan dipakai kembali ketika membeli makanan secara daring, mengisi ulang sabun dan sampo, memilih galon isi ulang, dan lain-lain.
Gerakan Guna Ulang Jakarta melibatkan tiga startup binaan ZWLL Enviu, yakni Alner, ALLAS, dan QYOS dalam mengembangkan solusi yang mendukung gaya hidup guna ulang. Startup Alner –bersama perusahaan global Wipro, Unilever, dan merek lokal YAGI– menyediakan pilihan produk kebersihan rumah hingga keperluan dapur, dengan kemasan guna ulang yang dijual di lebih dari 100 titik dan platform e-commerce. Sementara itu, ALLAS bekerja sama dengan Work Coffee dalam penggunaan wadah makanan dan minuman guna ulang untuk pemesanan daring. Jika sudah habis dipakai, kemasan guna ulang ini dapat dikembalikan atau dijemput secara cuma-cuma. Melalui GGUJ, Alner, ALLAS dan QYOS sudah membantu masyarakat Jakarta menjalani prinsip pakai-habiskan-kembalikan dengan menyediakan kemasan guna ulang untuk produk rumah tangga, homecare hingga makanan dan minuman. Demikian penuturan Darina Maulana, Indonesia Program Lead ZWLL Enviu dalam kesempatan yang sama. Darina menegaskan, Gerakan Guna Ulang Jakarta akan dipantau secara berkala dengan harapan inisiatif tersebut berjalan konsisten. GGUJ juga akan diperluas ke wilayah sekitar Jakarta dengan merangkul lebih banyak lagi produsen, ritel, dan masyarakat sebagai pengguna.