Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah penduduk miskin sebanyak 26,36 juta orang atau sebesar 9,57% pada September 2022. Angka ini naik 0,03% atau 0,20 juta orang dari data bulan Maret 2022. Kenaikan jumlah penduduk miskin ini dikhawatirkan dapat menghambat target pemerintah untuk mencapai nol persen tingkat kemiskinan ekstrem pada tahun 2024.
Menanggapi hal tersebut, Wakil Presiden Ma’ruf Amin menyampaikan, kenaikan jumlah penduduk miskin merupakan hal fluktuatif yang mungkin terjadi akibat adanya turbulensi sosial ekonomi seperti saat pandemi Covid-19, termasuk akibat kenaikan harga BBM di tahun 2022. Namun, dengan upaya yang konsisten dan dilakukan secara optimal, target angka kemiskinan nol persen pada tahun 2024 dapat tetap tercapai. Ma’ruf menambahkan, secara umum, data kemiskinan secara tahunan mengalami penurunan. Walaupun beberapa bulan sempat terjadi peningkatan akibat kondisi eksternal terutama kenaikan harga BBM.
Lebih lanjut Ma’ruf menyebutkan, perlindungan sosial dan pemberdayaan masyarakat menjadi kunci dalam upaya penanggulangan kemiskinan. Yakni dengan tetap mengurangi kantong-kantong kemiskinan di daerah. “Kita menanggulangi kemiskinan melalui dua skema, yaitu perlindungan sosial dan pemberdayaan masyarakat,” ujar Wapres. Ma’ruf menuturkan, pemerintah akan terus mendorong upaya pengentasan kemiskinan ekstrem untuk dapat mencapai target nol persen di tahun 2024.