PT PLN (Persero) mengungkapkan anggaran untuk menggenjot pengembangan energi baru dan terbarukan (EBT) di Indonesia cukup fantastis. Adapun hingga 2040 mendatang, kebutuhan dana diperkirakan mencapai US$ 152 miliar atau sekitar Rp 2.389 triliun. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo memaparkan, anggaran tersebut digunakan untuk pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan. Setidaknya hingga 2040 mendatang, akan ada penambahan kapasitas pembangkit listrik hingga 80 Giga Watt (GW). Dengan rincian, yakni 75% berasal dari pembangkit berbasis energi baru dan terbarukan (EBT) dan 25% berasal dari pembangkit berbasis gas.
Menurut Darmawan, peningkatan porsi pembangkit EBT sebesar 75% bukan tanpa sebab. Hal tersebut menyusul upaya perusahaan dalam membantu pemerintah menurunkan emisi karbon di sektor pembangkitan. Darmawan mengaku komitmen menjalankan transisi energi dimulai sekitar 3 tahun yang lalu. Terutama, ketika perusahaan menyusun Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) dengan menghapus rencana pembangunan proyek PLTU batu bara berkapasitas 13 Giga Watt (GW).
Adapun pembatalan pembangunan proyek PLTU batu bara dengan kapasitas total 13 GW sebagai upaya perusahaan dalam menuju ke penggunaan energi bersih.