Gangguan Layanan BSI, Kemenkominfo dan BSSN Diminta Investigasi

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) diminta turun tangan melakukan investigasi atas gangguan layanan Bank Syariah Indonesia (BSI) yang terjadi selama kurang lebih empat hari, yakni dari 8-11 Mei 2023. Peneliti Lembaga Studi dan Advokasi Masyarakat (Elsam) Prasurama Pamungkas mengatakan, Kemenkominfo sebaiknya melakukan proses investigasi dan menyelesaikan kasus tersebut secara akuntabel. “Dengan mengidentifikasi penyebab kegagalan perlindungan pribadi, mengidentifikasi kerugian baik pada pengendali, prosesor maupun obyek data,” ujar Pamungkas dalam keterangan tertulis, Selasa (16/5/2023).

Pamungkas mengatakan, kewajiban Kominfo tidak sampai di situ. Kementerian yang dipimpin politikus Nasdem Johnny G Plate itu diminta mengumumkan laporan hasil investigasi mereka terhadap kasus ini nantinya. “Serta (mengumumkan) langkah-langkah yang sudah dilakukan, juga memastikan proses pemulihan terhadap hak-hak subyek data,” ujar dia. Elsam juga mendesak kepada Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) segera melakukan pemantauan dan investigasi terkait insiden yang dialami BSI. BSSN harus mengidentifikasi sumber serangan, kerentanan sistem keamanan yang memungkinkan terjadinya serangan dan langkah lanjutan yang harus dilakukan. “Selain itu, BSSN perlu memastikan adanya audit keamanan secara berkala, termasuk juga penerapan standar keamanan yang kuat bagi keseluruhan industri perbankan dan keuangan,” ucap Pamungkas.

BSI diduga terkena gangguan ransomware dalam gangguan layanan yang terjadi selama kurang lebih empat hari itu. Pakar keamanan siber Pakar keamanan siber yang juga merupakan chairman lembaga riset keamanan siber Communication & Information System Security Research Centre (CISSReC) Pratama Persadha mengatakan, jika memang hanya permasalahan teknis, seharusnya layanan bisa pulih dalam hitungan jam. “Jika hanya gangguan layanan karena permasalahan teknis atau perawatan rutin, hanya akan membutuhkan waktu dalam hitungan jam, tidak seperti ini. Ini memang mirip dengan akibat serangan siber ransomware,” kata Pratama dalam siaran pers, Minggu (14/5/2023).

Search